HEAD LINE

Jet tempur Rusia baru-baru ini melakukan manuver

Jet tempur Rusia baru-baru ini melakukan manuver.


Sebuah jet tempur Rusia baru-baru ini melakukan manuver 'tidak profesional' di dekat pesawat militer Amerika Serikat (AS), di atas wilayah Suriah. Insiden ini membuat Rusia meminta maaf kepada AS atas insiden ini. Dituturkan pejabat militer AS, Letnan Jenderal Jeffrey Harrigian, kepada wartawan di Pentagon, seperti dilansir CNN, Jumat (26/5/2017), insiden ini terjadi sekitar dua pekan lalu. Jet tempur Rusia dan pesawat militer AS yang terlibat insiden sama-sama bertugas di wilayah konflik Suriah. Jet tempur Rusia itu dilaporkan melakukan 'barrel roll' terhadap pesawat tanker AS jenis KC-10, pesawat pengisi bahan bakar di udara. Barrel roll merupakan manuver udara saat pesawat berputar secara vertikal. Hasil analisis militer AS menemukan fakta bahwa pilot jet tempur Rusia melakukan manuver itu atas inisiatif sendiri. Harrigian yang mengawasi operasional pasukan AS, menyatakan bahwa pihak Rusia telah meminta maaf atas insiden itu, setelah koalisi AS menyampaikan ketidaksenangannya soal manuver tidak profesional tersebut. "Kami mengalami satu insiden di mana terjadi manuver yang mereka (Rusia-red) lakukan, yang saya anggap tidak profesional, dan kami menghubungi mereka (pesawat Rusia) dan menyampaikan kekhawatiran kami," terang Harrigian. "Mereka (pesawat Rusia) kembali dan meminta maaf untuk manuver itu," imbuhnya. Terlepas dari insiden ini, Harrigian menyatakan, koalisi AS selama ini berupaya secara efektif mengurangi risiko interaksi dengan Rusia di Suriah. Menurut Harrigian, insiden itu menjadi insiden satu-satunya dalam beberapa bulan terakhir, meskipun berbagai insiden pernah terjadi sebelumnya. "Kami telah menemukan cara untuk menghindari risiko secara pantas, yang juga membuat kami bisa melanjutkan misi kami. Saya pikir penting untuk menyoroti bahwa Rusia memahami apa yang ingin kami lakukan," tegasnya. Koalisi AS dan militer Rusia menargetkan kelompok berbeda dalam misi di Suriah. AS memburu kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sedangkan Rusia membantu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam memberantas pemberontak yang ingin melengserkannya. Namun seringkali, kedua negara mendapati operasi lapangan terjadi dalam jarak cukup berdekatan, mengingat pertempuran di darat semakin intens.

AJ

No comments